Kamis, 01 November 2012

Mantan NII: Generasi Muda Labil Jadi Sasaran Empuk Perekrutan


Penyebaran aliran dan ideologi sesat sering kali dikaitkan dengan agama dan kitab suci. Salah satunya adalah penyebaran ideologi Negara Islam Indonesia (NII) yang bertujuan menggantikan ideologi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dengan ideologi NII.

Menurut mantan aktivis NII, Sukanto, sasaran NII kebanyakan adalah generasi muda. Hal itu dikarenakan mereka masih mudah dipengaruhi dan kurang paham akan sejarah NKRI sehingga mudah terhasut dan terhipnotis terhadap paham dan ideologi NII yang sebetulnya menyimpang.

“Biasanya, orang yang direkrut adalah pelajar atau mahasiswa yang masih labil dan kurang paham akan sejarah bangsa. Selain itu, mereka berasal bukan dari keluarga TNI atau kepolisian. Saat proses doktrinasi, biasanya menggunakan lokasi-lokasi yang disenangi anak muda, seperti mal, warung makan dan tempat-tempat nongkrong lainnya. Orang yang merekrut pun juga berpakaian gaul seperti halnya remaja. Ini yang menyebabkan tidak mudah terendus,” ujar mantan pengurus NII yang ditugasi sebagai perekrut.

Sukanto menambahkan, untuk mempermudah proses ‘cuci otak’ tersebut, NII melibatkan lebih dari tiga orang. Selain itu, mereka menggunakan kedok agama dan ayat-ayat suci Al’quran.

“Pokoknya, NKRI selalu dibandingkan dengan agama yang diperkuat dengan ayat-ayat suci Al’quran. Jadi, sasaran lebih mudah terpengaruh,” katanya.

Selain itu, Bupati Magelang Singgih Sanyoto dalam sambutannya menegaskan, generasi muda wajib mengetahui, mengerti dan paham akan sejarah bangsanya.

“Seperti yang Bung Karno pernah katakan, jasmerah! Jangan pernah melupakan sejarah bangsa. Ini penting, agar empat pilar bangsa tidak mudah digoyah siapa pun. Empat pilar itu adalah Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika,” katanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar