Jumat, 17 Agustus 2012

Jihad Terbesar Adalah Mengendalikan Hawa Nafsu


Di antara ajaran terbesar Islam adalah berjihad. Namun implementasi jihad terbesar dalam kehidupan manusia bukanlah berperang melainkan mengendalikan hawa nafsu yang berkecamuk dalam diri manusia.

Islam tidak mengajarkan anarkisme, radikalisme, dan terorisme. Bahkan saat berperang pun, Islam mengharamkan pembunuhan terhadap non kombatan, orang tua, anak-anak, dan merusak rumah ibadah. Islam datang untuk memberi kedamaian pada manusia apa pun agamanya. Selama masih menjaga perdamaian maka harus saling melindungi.

Seluruh pandangan Itu mengemuka pada dialog seputar radikalisme dalam rangka peringatan Nuzulul Quran di Masjid Umar bin Khattab Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar, Kamis 9 Agustus malam.

Kegiatan tersebut digelar keluarga besar UMI Makassar dengan menghadirkan pembicara Direktur Deradikalisasi Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Prof. Dr. H.M Irfan Idris MA dan Wakil Ketua MUI Sulsel, Dr. HM Arfah Sidiq.

Irfan Idris menyatakan keprihatinannya atas fenomena beberapa masjid yang difungsikan sebagai pusat penyebaran radikalisme yang menebar kebencian pada kelompok lain. Bagi dia, masjid adalah lembaga yang sakral.

“Fungsi masjid harus dikembalikan seperti pada masa Rasulullah SAW yaitu untuk mengajarkan ilmu dan tempat silaturahmi yang penuh dengan kedamaian,” ujar Irfan seperti dilansir laman Fajar.

Dia juga mengkritik jika ada pesantren yang mengajarkan kekerasan. “Mengajarkan kekerasan di pesantren itu bukan pada tempatnya. Penelitian LIPI mengungkap bahwa banyak santri yang tidak setuju dengan Pancasila. Ini yang kita mesti waspadai. Jika ada yang hendak membumikan khilafah, silakan, selama tidak ada aksi anarkisme,” katanya.

Menurutnya, rasa persaudaraan sesama manusia mulai terlupakan oleh kelompok yang pemahaman agamanya tinggi. “Saya kira Alquran mesti dibumikan, bahwa Alquran tidak hanya mengajarkan persaudaraan sesama muslim tapi juga sesama manusia,” tandasnya.

Irfan mengaku, di hadapan para jenderal, dia sempat menegaskan bahwa mereka yang berpakaian Islami jangan diidentikkan dengan teroris. “Berpakaian Islami dan memelihara jenggot itu karena rasa cinta pada agama. Jadi saya tegaskan pada teman-teman di BNPT agar busana seperti itu jangan diidentikkan sebagai muslim radikal apalagi teroris,” ujarnya.

Sementara Arfah Sidiq menilai, dalam hal muamalah, Alquran memersilakan kita bermuamalah dan membangun persaudaraan dengan sesama manusia meski pun berbeda agama. “Di Italia ada masjid yang berdekatan dengan gereja dan semua menjalankan agamanya dengan damai,” ujarnya.

Wakil Rektor V UMI ini menegaskan, banyak sekali ayat-ayat dalam Alquran yang menjelaskan tentang pentingnya membangun hubungan antarbangsa, seperti dalam Surah Al-Waqiah ayat 1 dan Surah Al-Hujurat ayat 12.

” Alquran tidak mengajarkan radikalisme namun Alquran menganjurkan kita untuk saling kenal mengenal, membangun perdamaian dengan berbagai suku bangsa,” tandas Arfah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar