Sabtu, 28 Juli 2012

Menyusur Jejak Terorisme Paska Dulmatin


Terorisme di tanah air tidak muncul secara tiba-tiba yang konteks keberadaannya tak bisa dilepaskan dengan apa yang terjadi di dunia dewasa ini. Sebagai negara berpenduduk Islam terbesar di dunia, Indonesia tentu sangat berkepentingan untuk menunjukkan citra Islam sebagai agama pembawa damai atau rahmatan lil alamin. Persoalannya menjadi semakin pelik ketika wajah terorisme dikait-kaitkan dengan dunia Islam, dan celakanya lagi, organisasi seperti Al-Qaeda yang jelas terbukti melakukan serangkaian aksi teror di sejumlah tempat di berbagai penjuru dunia juga mengatasnamakan aksi teror untuk kemuliaan Islam.

“Menyusur Jejak Terorisme Paska Dulmatin” adalah paper singkat untuk melihat persoalan terorisme di tanah air terkini, dianalisis menggunakan perspektif sosio politik, ekonomi, dan hubungan internasional. Bagaimana sejatinya bangunan terorisme di Indonesia? Siapa saja aktor-aktornya? Apa motif dan target operasinya? Dan bagaimana hubungannya dengan jaringan terorisme global?

Paper ini dimulai dengan mencari tahu apa sejatinya definisi terorisme dalam diskursus akademis. Kemudian, paper ini juga ingin memotret sekilas peta persoalan politik global dimana krisis energi telah menggerakan negara adidaya untuk membuat kebijakan keamanan energi (energy security) serta membuat proyek war on terrorism. Relasi Al Qaeda dan Jamaah Islamiyah (JI) juga menjadi bagian penting sekaligus awal paper ini untuk menelusuri bangunan terorisme di tanah air. Dari sanalah dimulai sejarah impor fundamentalisme dari Timur Tengah lewat arus mudiknya eks kombatan perang Afganistan ke Indonesia. Mereka membuat kelompok-kelompok baru, dan menemukan tapak-tapak sejarah belum berhasilnya pendirian Negara Islam Indonesia. Di titik ini, mereka mendapat sedikit tempat di hati masyarakat Indonesia yang masih mengharapkan berdirinya Negara Islam. Dulmatin adalah tokoh kunci sebagai pintu masuk untuk melihat pola dan motif terorisme di Indonesia.


By: http://www.lazuardibirru.org

Tidak ada komentar:

Posting Komentar