Selasa, 22 Januari 2013

Radikalisme dalam Beragama Penting, Tapi Radikalisme Cinta


Berbicara radikalisme agama, sesungguhnya agama menampilkan dua radikalisme. Yang pertama radikalisme kekerasan dan kedua radikalisme cinta. Pandangan ini disampaikan oleh agamawan Albertus Patty kepada Lazuardibirru beberapa waktu yang lalu.

Menurutnya radikalisme kekerasan menjadikan umat beragama melihat liyan dengan kacamata kebencian/permusuhan dan cenderung melakukan kekerasan. Sebaliknya radikalisme cinta yang juga dibawa oleh agama dapat dilihat dari sosok-sosok seperti Mahatma Gandhi, Nelson Mandela, Martin Luther King dan Gus Dur.

“Mereka dihajar, digebuk, dihantam tapi mereka tak membalas. Mereka selalu berbicara tentang cinta. Itu radikal.  Karena radikal itu asal katanya radic atau akar. Tak mungkin satu agama tak berakar, agama selalu punya akar. Bedanya yang satu akarnya cinta dan yang lain akarnya interpretasi kekerasan” ungkap Albertus Patty.

Albertus Patty menambahkan bahwa umat orang beragama harus menjadi radikal. Karena jika tidak radikal akan kehilangan akar. Namum yang dimaksudkan agamawan Protestan ini beragama radikal pada akar yang cinta, menciptakan keadilan, perdamaian bukan pada akar kekerasan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar