Senin, 01 Oktober 2012

Kelompok Papua Merdeka akan bom markas TNI dan Polri


Kepolisian Resort Jaya Wijaya menemukan bom siap ledak di kantor Komite Nasional Papua Barat (KNPB), Papua, Jumat (28/9). Hasil penyelidikan sementara, bom tersebut rencananya akan diledakkan di lokasi sasaran seperti Polres, Kodim, Batalyon, Jembatan Baliem dan kantor kelurahan samping kediaman Kapolres Jaya Wijaya, AKBP Alfian Budianto.

"Di posko sekretariat KNPB Kampung Honai Lama ditemukan 1 bom pipa siap ledak beserta detonatornya, ukuran panjang 16 cm diameter 9 cm dan 1 detonator terbuat dari aluminium, 1 bom botol kaca ukuran botol Kratingdaeng yang siap ledak," ujar Karo Penmas Polri Brigjen (Pol) Boy Rafli Amar dalam rilis yang diterima merdeka.com, Minggu (30/9).

Dalam penggeledahan yang dipimpin oleh Kapolres Jaya Wijaya, AKBP Alfian Budianto di tiga kantor KNPB Kampung Abusa, Kampung Elabukama dan Kampung Honai Lama polisi mendapatkan sejumlah barang bukti.

Antara lain satu keping CD Papua Merdeka, sebuah jerigen yang berisikan 3 liter bensin, sebuah wadah bahan peledak kosong, alumunium ukuran pasta gigi, uang tunai senilai Rp 13.600.000, sebuah bendera bintang kejora, sebuah stempel KNPB, tiga unit laptop merk Toshiba dan dua buah flash disk, dua buah printer, sebuah kamera digital, 3 ikat panah dan 3 ikat busur, sepucuk senapan angin, 8 bilah parang, 2 bilah kapak, sebuah lembar bendera warna merah bertuliskan 'Lawan KNPB', sebuah bendera warna hijau merah hitam bertuliskan 'Human Rights', 2 unit handycam merk Sony, 5 buah HP, 10 buah ID card KNPB, sebuah pipa berukuran 1 meter, 1 baret petapa warna biru dan sehelai baju lengan panjang warna hitam.

Hal itu merupakan pengembangan dari digeledahnya rumah Pilemon Elosak yang terdapat bahan serbuk yang diduga bahan peledak di dalam plastik warna hitam, masing-masing tiga serbuk bahan peledak dan sebatang detonator yang terbuat dari alumunium.

"Dari hasil interogasi, polisi mengetahui Pilemon mendapat bahan peledak dan detonator dari Lanik Huby," tulis Boy.

Saat ini masih dilakukan pengembangan kemungkinan kelompok tersebut terkait dengan kasus dua ledakan sebelumnya, di kantor DPRD Wamena dan Pos Lantas dalam bulan September 2012.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar