Senin, 24 September 2012

Forum Alumni Tolak Tuduhan ROHIS Sarang Teroris


Forum Alumni Rohis (Kerohanian Islam) di Kota Bandung, menggelar aksi unjuk rasa pada Rabu, 19 September 2012 halaman Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Bandung, Jawa Barat. Hal itu dilakukan untuk memprotes pemberitaan sebuah stasiun televisi yang menyebut perekrutan teroris muda dilakukan lewat kegiatan ekstra kurikuler di masjid sekolah.

“Mereka langsung menyerang Rohis. Mereka mengatakan rekrutmen teroris muda dilakukan lewat ekstrakurikuler di masjid sekolah,” kata Koordinator Forum Alumni Rohis Bandung Raya, Ryo Aurachman,.

Ryo menuturkan, pemberitaan itu mengulas soal isu terorisme dengan membahas penelitian Lembaga Kajian Islam dan Perdamaian (LAKIP) Jakarta yang mengaitkan antara ekstrakurikuler berbasis masjid di sekolah-sekolah dengan rekrutmen teroris muda.

Kendati tidak menyebutkan lembaga Rohis dalam pemberitaan itu, tapi kegiatan ekstrakurikuler berbasis masjid di sekolah hanya Rohis. “Semua orang pasti menyimpulkan bahwa ekstrakurikuler berbasis masjid, apalagi selain Rohis. Enggak mungkin cheerleader,” kata Ryo.

Dia menuturkan, pemberitaan gencar soal terorime membuat turunnya pendaftar ekstrakurikuler berbasis masjid di sekolah dan kampus. Ryo yang sudah tujuh tahun menjadi aktivis Rohis mencontohkan, di satu SMA Negeri di Bandung, biasanya dari tiap siswa baru yang mendaftar tembus 40 orang atau 10 persennya, kini kurang dari 10 siswa tiap tahunnya.

Menurut Ryo, apa yang dilakukan aktivis masjid di sekolah dan kampus hanyalah untuk berdakwah, mengajarkan sopan-santun, menjaga perilaku remaja dari pengaruh negatif. “Tapi pemberitaan itu menyimpulkan seluruh ekstakurikuler masjid adalah sarang teroris,” kata dia.

Dalam aksinya, massa membawa sejumlah poster. Beberapa di antaranya bertuliskan ‘Kami Alumni Rohis, Bukan Anak Teroris’, ‘Save Rohis’ dan Kami Bangga Menjadi Anak Rohis’. Selain itu, massa bergiliran orasi di atas mobil bak terbuka untuk menyuarakan aspirasinya.

Terkait aksi itu, Komisioner Komisi Penyiaran Indonesia Daerah Jawa Barat, Koordinator Bidang Pengawasan Isi Siaran, Nursyawal, membenarkan soal banyaknya pesan pendek ke nomor hotline KPI RI terkait protes alumni Rohis soal pemberitaan tersebut. “Sekarang sudah hampir 15 ribuan SMS yang masuk dalam seminggu terakhir,” kata dia saat dihubungi Tempo, Rabu, 19 September 2012.

April 2011, Lembaga Kajian Islam dan Perdamaian (LaKIP) Jakarta melansir hasil penelitian tentang radikalisme berbasis agama. Hasilnya mencengangkan; 48,9 persen pelajar SMP dan SMA di Jabodetabek menyatakan bersedia melakukan aksi kekerasan (termasuk aksi terorisme) atas nama agama dan moral.

Sementara para guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) saat ditanyakan soal hal yang sama, hasilnya 28,2 persen setuju dengan radikalisme.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar