Selasa, 04 September 2012

ABG dipilih jaringan teroris karena tak punya beban

Aksi teroris hingga kini masih terus terjadi. Meski sudah puluhan orang diringkus dan dijebloskan ke penjara, namun sel-sel jaringan teroris terus berkembang.

Bahkan kini para teroris semakin berani dengan menyerang langsung anggota polisi yang sedang bertugas. Teranyar aksi penembakan oleh para teroris di Solo menewaskan seorang anggota polisi yang sedang bertugas.

Densus 88 kemudian berhasil mengejar pelaku, dua orang pelaku Farhan dan Mukhlis pun tewas diterjang peluru petugas. Satu orang komplotan teroris Bayu kini menjalani pemeriksaan setelah ditangkap hidup-hidup.

Ketiganya diketahui masih remaja, Farhan dan Muklis berusia 19 tahun sedangkan Bayu diketahui berusia 16 tahun. Lalu mengapa jaringan teroris memilih ABG?

Pola teroris yang menggunakan ABG sebenarnya bukan hal baru. Perekrutan ABG untuk dijadikan teroris sudah terjadi sejak tahun 2006. Remaja dipilih karena mereka tidak ada tanggungan keluarga sehingga bisa melancarkan aksinya dengan baik. Sementara kelompok tua bertugas merekrut pelaku-pelaku baru.

"Anak muda direkrut karena mereka tidak punya tanggungan sehingga bisa all out untuk melakukan aksinya," ujar pengamat Wawan Purwanto.

Meski demikian kini ada pola baru dalam jaringan teroris. Aksi yang dilakukan tidak lagi menggunakan bahan peledak seperti bom.

"Tetapi langsung melakukan penembakan kepada target seperti polisi. Kalau dulu aksi dilakukan dengan menggunakan bahan peledak," terangnya.

Seperti diketahui dalam aksi baku tembak di Jalan Veteran, Surakarta, Jumat (31/8/2012) malam. Dalam penyergapan tersebut anggota Densus 88 Anti Teror Polri Bripda Suherman tewas terkena tembakan teroris, sementara anggota terori Farhan dan Mukhlis pun tewas diterjang peluru petugas. Satu orang komplotan teroris Bayu kini menjalani pemeriksaan setelah ditangkap. Para pelaku yang dibekuk tersebut terlibat dalam sejumlah aksi teror di kota Solo.

Sebelumnya jelang lebaran, Solo dua kali mendapatkan teror secara berturut-turut. Aksi teror pertama terjadi pada Jumat (17/8) dini hari terjadi aksi tembakan membabi buta. Dua orang dengan menunggangi satu sepeda motor melakukan penembakan ke arah Pospam 05 yang digunakan untuk Operasi Candi Ketupat (OCK) 2012 yang terletak di Serengan, Solo. Akibat penembakan tersebut dua polisi mengalami luka tembak.

Lalu pada Sabtu (18/8) terjadi pelemparan granat di Pos Pengamanan Lebaran di Pos Gladag, Solo. Aksi teror tersebut dilakukan dua orang tak dikenal dengan berboncengan melempar granat ke arah pos pengamanan Lebaran yang berlokasi di bundaran Gladag, di Jalan Jenderal Sudirman, Solo.

Dan pada Kamis (30/8) malam, sekitar pukul 21.00 WIB kembali terjadi aksi penembakan terhadap anggota kepolisian yang sedang berjaga di Pos Polisi Singosaren, Solo. Akibat aksi tersebut satu anggota polisi terluka dan satu tewas akibat diterjang peluru para pelaku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar